Menjelang pertengahan Oktober 2025, sorotan dunia perdagangan kembali tertuju ke Indonesia. Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 akan digelar pada 15-19 Oktober 2025 di ICE BSD City, Banten. Namun TEI bukan sekadar pameran dagang. Ia adalah jendela besar yang memperlihatkan wajah ekonomi Indonesia yang kian percaya diri di pentas dunia. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menyampaikan pesan yang menggugah dalam konferensi pers di ICE BSD. "TEI bukan hanya untuk pelaku usaha besar, tapi juga wadah bagi UMKM hingga pelaku usaha desa agar bisa bersaing di pasar internasional." konferensi pers di ICE BSD, akhir September 2025 di Jakarta, seperti dilansir Rasika FM.com Pernyataan itu terasa menyejukkan di tengah upaya panjang pemerintah memperkuat daya saing ekspor. Tahun ini, TEI mengusung tema "Discover Indonesia's Excellence: Trade Beyond Boundaries." Tema tersebut bukan sekadar slogan, melainkan panggilan untuk menembus batas batas ekonomi, wilayah, dan keyakinan diri bahwa produk Indonesia layak diperhitungkan di pasar global. Salah satu terobosan penting dalam TEI 2025 adalah hadirnya Stan Desa Orientasi Ekspor dan Paviliun UMKM BISA Ekspor. Inilah ruang baru bagi pelaku usaha dari desa untuk menjejakkan kaki di arena global. Dari hasil bumi, kerajinan tangan, hingga produk kreatif, semuanya diberi kesempatan tampil sejajar dengan produk korporasi besar. Bagi banyak pelaku UMKM, TEI bukan sekadar ajang jual-beli, melainkan pengakuan atas perjuangan. Dari tangan-tangan sederhana di pelosok negeri, lahirlah karya yang kini menarik minat pembeli dari Tokyo, Dubai, hingga Amsterdam. Di balik gemerlap hall pameran, ada kisah manusia yang menginspirasi. Seorang pembatik di Pekalongan, perajin kriya di Kalimantan, atau petani kopi dari Toraja, semuanya membawa semangat yang sama, menjadi bagian dari Indonesia yang berani menembus dunia. Sinergi untuk Negeri Kesuksesan TEI tidak lahir dari satu lembaga. Ia adalah hasil sinergi lintas sektor dan diplomasi ekonomi yang terjalin kuat. Kementerian Luar Negeri, melalui 132 perwakilan RI di luar negeri, aktif mempromosikan TEI ke berbagai negara. Sementara Bank Mandiri, sebagai official bank partner, menghadirkan platform digital Kopra by Mandiri dan Kopra Beyond Border, yang memudahkan pelaku usaha melakukan transaksi lintas negara. Penyelenggara pameran, Debindo Multi Adhiwasti, menyiapkan tujuh hall utama di ICE BSD dan berkolaborasi dengan 116 media partner serta 30 hotel untuk menyambut ribuan buyer internasional. Sinergi ini menggambarkan semangat gotong royong ekonomi yang menjadi karakter bangsa. Sekretaris Jenderal Kemlu, Denny Abdi, mengatakan dengan lugas: "TEI adalah etalase terbaik untuk memperkenalkan potensi Indonesia. Dari perdagangan, investasi, hingga pariwisata, semuanya bisa berawal dari sini." Langkah Pasti ke Pasar Global Hingga akhir September 2025, tercatat 1.015 peserta pameran dan 6.847 buyer dari 106 negara telah mendaftar. TEI menargetkan transaksi USD 16,5 miliar, dengan partisipasi minimal 1.500 peserta dan 30 ribu pengunjung. Capaian ini bukan mimpi kosong. Tahun sebelumnya, TEI 2024 sukses mencatat transaksi USD 22,73 miliar, menegaskan bahwa dunia semakin menaruh kepercayaan pada produk Indonesia. Namun di balik angka-angka besar itu, TEI menyimpan makna yang lebih dalam, ia adalah ruang pertemuan antara mimpi dan peluang. Ruang di mana diplomasi ekonomi bertemu diplomasi budaya, karena produk lokal menjadi simbol keuletan, dan kerja keras menjadi bahasa universal. Trade Expo Indonesia 2025 adalah simbol kebangkitan. Ia menandai langkah maju Indonesia sebagai bangsa produsen, bukan hanya konsumen. Dari UMKM, perusahaan besar, hingga komunitas desa,semuanya berkontribusi dalam menggerakkan ekspor nasional. Di tengah derasnya arus globalisasi, TEI menjadi jangkar optimisme bahwa Indonesia bisa berdiri tegak dengan produk dan jati dirinya sendiri. Karena sejatinya, ekspor bukan sekadar barang yang keluar dari pelabuhan, melainkan keyakinan yang keluar dari hati bangsa, keyakinan bahwa karya anak negeri pantas mendapat tempat di dunia.(Olpah Sari). *Penulis adalah Jurnalis Economic Travelling.Com